Barengi Ramadan, Google persulit akses konten pornografi

Barengi Ramadan, Google persulit akses konten pornografi
Barengi Ramadan, Google persulit akses konten pornografi
Perusahaan berbasis teknologi terbesar yang berkantor di California, Google, mengeluarkan kebijakan baru yang berpotensi membantu umat muslim di dunia menjaga kekhusyukan selama bulan Ramadan.

Pada bulan Maret lalu sejatinya pengumuman kebijakan pengurangan konten-konten pornografi dari iklan-iklan mereka sudah ada, tetapi pengaplikasian dari kebijakan itu baru bisa dilakukan minggu ini, Daily Mail (04/07).

Dengan begitu, Google tidak kan lagi memasang iklan-iklan yang berhubungan dengan prostitusi, situs porno, hingga layanan perpesanan yang berbau 'esek-esek'. Mereka juga mengatakan bila peraturan ini akan diberlakukan di seluruh negara di dunia tanpa terkecuali, termasuk Indonesia.

Semua patner Google lantas menerima email pemberitahuan secara resmi agar tak lagi mengunggah iklan-iklan yang berhubungan dengan pornografi. Jika para pengiklan ketahuan menampilkan jenis iklan yang dilarang, mereka punya waktu untuk menarik ulang dan mengubah konten dari iklan tersebut. Jika tetap membandel, bisa dilakukan pemblokiran terhadap iklan tadi.

Sayangnya Google juga memberlakukan pengecualian terhadap beberapa iklan yang sedikit bersinggungan dengan dunia pornografi, yakni iklan-iklan untuk situs kencan online.

Layanan iklan online dari Google sendiri berkontribusi hingga 90 persen dari total keuntungan Google. Hingga akhir kuarter kedua tahun ini saja Google mendapat dana segar hingga Rp 164 triliun.

Apapun yang mendorong lahirnya kebijakan ini, pastinya banyak warga dunia yang mendukung implementasi pembatasan konten-konten pornografi, termasuk mereka yang tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini.[via]

Postingan terkait: