Pasien Suspect MERS-COV Meningkat, Ini Alasan Travel Warning Belum Diberlakukan

Sampai saat ini jumlah pasien suspect MER-CoV terus meningkat, namun World Health Organization (WHO) maupun pemerintah RI belum memberlakukan travel warning ke Arab Saudi. Apa alasannya?

"Travel warning atau restriction ke jazirah Arab memang sekarang belum perlu dilakukan. Hal ini mengingat adanya tiga hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, WHO sudah dua kali mengirim tim ke Arab Saudi dan baru saja menyelesaikan laporannya," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, dalam rilis yang diterima dan ditulis pada Minggu (11/5/2014).

Laporan tersebut menyebutkan bahwa bukti yang ada sampai saat ini menunjukkan bahwa peningkatan kasus tidak berhubungan dengan peningkatan kemampuan transmisi virus. Peningkatan kasus mungkin disebabkan karena peningkatan kasus primer (yang juga mungkin dipengaruhi oleh pola musiman) yang diikuti oleh beberapa outbreak di rumah sakit, disertai dengan kurangnya ketaatan terhadap penerapan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Pasien Suspect MERS-COV Meningkat

"Tidak ada bukti transmisi luas di masyarakat. Saat ini sudah ada 15 negara di dunia yang terkena kasus MERS-CoV di negaranya masing-masing. Tidak ada satupun dari negara-negara itu yang mengeluarkan travel warning," lanjutnya.

Ditemui dalam kesempatan lain, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD, juga memberikan pernyataan serupa. Menurutnya saat ini sudah ada travel advice dan travel alert. Belum diberlakukannya travel warning salah satunya karena Indonesia sampai saat ini belum ada yang positif MERS-CoV. 

"Ini kan dampaknya juga luas. Kita memang harus hati-hati karena pembuatan kebijakan harus tepat, tepat sasaran dan tepat waktu. Diperhitungkan juga dampak-dampak itu. Kita komunikasi terus dengan WHO dan pemerintah Arab Saudi," tegasnya.

[via]

Postingan terkait: