Sering kali produk yang baru dilempar ke pasaran kemampuannya belum optimal, lantaran produsen berpacu dengan tuntutan pasar akibat persaingan yang ketat. Untuk mengatasi hal ini,beberapa waktu kemudian pihak produsen biasanya menyediakan BIOS dan driver baru pada website-nya. Khusus untuk driver buat chipset, selain disediakan oleh pihak produsen mainboard, update juga tersedia pada website produsen pembuat chipset.
Driver untuk chipset ini terutama dibutuhkan untuk chipset-chipset mainboard baru yang belum memperoleh dukungan dari sistem operasi Windows. Meskipun telah didukung oleh Windows, driver ini tetap saja berguna. Apalagi, biasanya driver yang lebih baru memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan driver standar bawaan sistem operasi Windows.
Bagi yang sering mengalami permasalahan seperti crash maupun konflik, meng-update driver maupun BIOS bisa menjadi salah satu langkah pemecahan yang efektif. Device yang tidak dikenal (pada Device Manager ditunjukkan dengan tanda ?) sering kali dapat diatasi juga dengan langkah ini.
BAGAIMANA CARANYA?
Pertama-tama, Anda harus men-download driver atau BIOS yang sesuai dengan mainboard Anda. Driver ataupun BIOS ini sering kali terdiri dari beberapa file, namun disatukan dalam
sebuah file kompresi. Khusus untuk driver buat chipset, bila kebetulan teman Anda belakangan membeli mainboard yang memiliki chipset sama, Anda juga dapat menggunakan driver teman
Anda tersebut. Setelah file tersedia, bacalah file readme.txt atau sejenisnya, yang berisi tatacara untuk meng-update driver yang bersangkutan. Jangan lupa bila file masih terkompresi, Anda
harus mengekstraknya terlebih dahulu. Bila Anda tiada tahu tipe chipset mainboard Anda,
Anda dapat menggunakan program semacam SiSoft Sandra atau Motherboard Monitor.
Secara umum, update driver dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menjalankan file command (exe, com) dan yang kedua melalui Properties dari device yang ingin di-update. Untuk cara kedua, biasanya tersedia file dengan ekstensi inf. Untuk VGA onboard, harus diuninstall terlebih dahulu driver lamanya, baru kemudian diinstal driver yang baru.
Pada cara pertama, setelah menjalankan file command, Anda tinggal mengikuti petunjuk yang muncul pada layar. Setelah semuanya selesai, proses ini sering kali akan meminta Windows di-restart. Sementara untuk cara kedua, Anda harus masuk ke System Properties, kemudian memilih Device Manager. Pilih device yang ingin Anda update, masuk ke Properties dan pilih Driver. Setelah itu masuk ke Update Driver dan setelah memilih Next, Anda sebaiknya memilih Display the list of all the drivers in a specific location, so you can select the driver you want. Setelah jendela Update device driver wizard, pilih Have Disk dan kemudian Browse. Carilah file dengan ekstensi inf yang telah Anda download tadi. Setelah ketemu, Anda tekan OK. Pilih dari daftar, device yang sesuai dan kemudian tekan tombol OK lagi. Windows akan mengupdate
driver dari device yang bersangkutan dan mungkin akan meminta restart. Sebaiknya file commad ataupun inf yang digunakan terletak satu folder dengan file-file pendukung lainnya.
UPDATE BIOS: PERLU HATI-HATI!
Untuk BIOS, Anda harus sedikit berhati-hati. Gagal bisa berarti “kiamat”. Mainboard Anda hanya diam membisu waktu dinyalakan. Untuk BIOS, biasanya selain file BIOS-nya juga harus memiliki file untuk melakukan flash (pemrograman ulang). File ini berbeda untuk setiap BIOS.
Award BIOS harus menggunakan Award Flash, begitu juga untuk yang lain seperti AMI BIOS.
Prinsipnya update harus benar-benar sesuai dengan tipe BIOS yang Anda punya. Umumnya file
buat flash ini juga disediakan oleh produsen mainboard. Sama seperti driver, Anda juga
perlu membaca readme.txt atau semacamnya, yang berisi cara meng-update BIOS
bersangkutan.
Berhubung BIOS yang paling banyak digunakan adalah Award, PCplus akan mengkhususkan pada updating BIOS Award ini. Secara umum, langkah yang dilakukan adalah
sama untuk setiap BIOS, baik Award, AMI, dan lainnya.
Langkah pertama adalah membuat semacam boot disk, tetapi tidak perlu dilengkapi dengan autoexec.bat dan config.sys. Gunakan boot disk ini untuk mem-boot sistem, setelah masuk ke A:\> jalankan file flash-nya (umumnya awdflash.exe) dengan diikuti [filename1] [filename2] /py/sy. Untuk perintah lengkapnya dapat Anda lihat dengan menggunakan perintah /?. Setelah itu komputer akan meminta konfirmasi Anda.
Setelah selesai, Anda restart komputer, kemudian masuk ke dalam BIOS dan pilih setting default. Setelah disimpan kemudian restart sekali lagi dan masuk ke BIOS untuk men-setting ulang BIOS Anda. Untuk program flash tertentu, penggunaannya lebih user friendly dengan tersedianya semacam menu penuntun. Anda tinggal memilih mau melakukan hal yang mana.
Satu hal yang perlu diingat, jangan sampai file BIOS yang di-download dalam keadaan rusak. Satu hal lagi yang juga amat penting, sewaktu melakukan flash, listrik tidak boleh padam. Bila hal naas ini menimpa Anda (kecuali listrik padam), jangan matikan komputer Anda, gunakan file backup dari BIOS sehingga komputer Anda tetap dapat berjalan seperti sebelumnya. Bila sewaktu melakukan flash terjadi error yang lain, coba ulangi proses flash tersebut. Bila tetap bermasalah gunakan kembali BIOS yang lama. Untuk kasus padamnya aliran listrik, hal yang dapat dilakukan adalah membawa chip BIOS Anda ke tukang program chip Programmable Flash ROM dan sejenisnya. Jangan lupa untuk membawa chip BIOS yang bekerja dari mainboard dengan tipe yang sama. Hal yang terakhir ini merupakan langkah pertolongan pamungkas, yang dapat digunakan untuk semua masalah updating BIOS yang gagal.
Mengingat risiko yang lumayan besar dari kegiatan meng-update BIOS, ada baiknya Anda menentukan terlebih dahulu apakah update ini perlu atau tidak untuk mainboard Anda. Bila dari segi performa dan kestabilan mainboard Anda sudah termasuk baik, mungkin Anda tidak termasuk yang perlu meng-update BIOS. Tetapi bila Anda merasakan performa mainboard Anda kurang atau kestabilannya payah, jelas Anda memerlukan update BIOS.
Selain untuk performa dan kestabilan, update ini juga berguna untuk menambah fitur dan dukungan. Untuk fitur biasanya terletak pada BIOS. Anda dapat menemukan pilihan-pilihan baru pada BIOS. Untuk masalah dukungan, contoh yang paling signifikan adalah saat Intel mengeluarkan PentiumIII Coppermine. Cukup banyak mainboard yang setelah BIOSnya di-update menjadi “mendukung” prosesor PentiumIII Coppermine ini
Driver untuk chipset ini terutama dibutuhkan untuk chipset-chipset mainboard baru yang belum memperoleh dukungan dari sistem operasi Windows. Meskipun telah didukung oleh Windows, driver ini tetap saja berguna. Apalagi, biasanya driver yang lebih baru memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan driver standar bawaan sistem operasi Windows.
Bagi yang sering mengalami permasalahan seperti crash maupun konflik, meng-update driver maupun BIOS bisa menjadi salah satu langkah pemecahan yang efektif. Device yang tidak dikenal (pada Device Manager ditunjukkan dengan tanda ?) sering kali dapat diatasi juga dengan langkah ini.
BAGAIMANA CARANYA?
Pertama-tama, Anda harus men-download driver atau BIOS yang sesuai dengan mainboard Anda. Driver ataupun BIOS ini sering kali terdiri dari beberapa file, namun disatukan dalam
sebuah file kompresi. Khusus untuk driver buat chipset, bila kebetulan teman Anda belakangan membeli mainboard yang memiliki chipset sama, Anda juga dapat menggunakan driver teman
Anda tersebut. Setelah file tersedia, bacalah file readme.txt atau sejenisnya, yang berisi tatacara untuk meng-update driver yang bersangkutan. Jangan lupa bila file masih terkompresi, Anda
harus mengekstraknya terlebih dahulu. Bila Anda tiada tahu tipe chipset mainboard Anda,
Anda dapat menggunakan program semacam SiSoft Sandra atau Motherboard Monitor.
Secara umum, update driver dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menjalankan file command (exe, com) dan yang kedua melalui Properties dari device yang ingin di-update. Untuk cara kedua, biasanya tersedia file dengan ekstensi inf. Untuk VGA onboard, harus diuninstall terlebih dahulu driver lamanya, baru kemudian diinstal driver yang baru.
Pada cara pertama, setelah menjalankan file command, Anda tinggal mengikuti petunjuk yang muncul pada layar. Setelah semuanya selesai, proses ini sering kali akan meminta Windows di-restart. Sementara untuk cara kedua, Anda harus masuk ke System Properties, kemudian memilih Device Manager. Pilih device yang ingin Anda update, masuk ke Properties dan pilih Driver. Setelah itu masuk ke Update Driver dan setelah memilih Next, Anda sebaiknya memilih Display the list of all the drivers in a specific location, so you can select the driver you want. Setelah jendela Update device driver wizard, pilih Have Disk dan kemudian Browse. Carilah file dengan ekstensi inf yang telah Anda download tadi. Setelah ketemu, Anda tekan OK. Pilih dari daftar, device yang sesuai dan kemudian tekan tombol OK lagi. Windows akan mengupdate
driver dari device yang bersangkutan dan mungkin akan meminta restart. Sebaiknya file commad ataupun inf yang digunakan terletak satu folder dengan file-file pendukung lainnya.
UPDATE BIOS: PERLU HATI-HATI!
Untuk BIOS, Anda harus sedikit berhati-hati. Gagal bisa berarti “kiamat”. Mainboard Anda hanya diam membisu waktu dinyalakan. Untuk BIOS, biasanya selain file BIOS-nya juga harus memiliki file untuk melakukan flash (pemrograman ulang). File ini berbeda untuk setiap BIOS.
Award BIOS harus menggunakan Award Flash, begitu juga untuk yang lain seperti AMI BIOS.
Prinsipnya update harus benar-benar sesuai dengan tipe BIOS yang Anda punya. Umumnya file
buat flash ini juga disediakan oleh produsen mainboard. Sama seperti driver, Anda juga
perlu membaca readme.txt atau semacamnya, yang berisi cara meng-update BIOS
bersangkutan.
Berhubung BIOS yang paling banyak digunakan adalah Award, PCplus akan mengkhususkan pada updating BIOS Award ini. Secara umum, langkah yang dilakukan adalah
sama untuk setiap BIOS, baik Award, AMI, dan lainnya.
Langkah pertama adalah membuat semacam boot disk, tetapi tidak perlu dilengkapi dengan autoexec.bat dan config.sys. Gunakan boot disk ini untuk mem-boot sistem, setelah masuk ke A:\> jalankan file flash-nya (umumnya awdflash.exe) dengan diikuti [filename1] [filename2] /py/sy. Untuk perintah lengkapnya dapat Anda lihat dengan menggunakan perintah /?. Setelah itu komputer akan meminta konfirmasi Anda.
Setelah selesai, Anda restart komputer, kemudian masuk ke dalam BIOS dan pilih setting default. Setelah disimpan kemudian restart sekali lagi dan masuk ke BIOS untuk men-setting ulang BIOS Anda. Untuk program flash tertentu, penggunaannya lebih user friendly dengan tersedianya semacam menu penuntun. Anda tinggal memilih mau melakukan hal yang mana.
Satu hal yang perlu diingat, jangan sampai file BIOS yang di-download dalam keadaan rusak. Satu hal lagi yang juga amat penting, sewaktu melakukan flash, listrik tidak boleh padam. Bila hal naas ini menimpa Anda (kecuali listrik padam), jangan matikan komputer Anda, gunakan file backup dari BIOS sehingga komputer Anda tetap dapat berjalan seperti sebelumnya. Bila sewaktu melakukan flash terjadi error yang lain, coba ulangi proses flash tersebut. Bila tetap bermasalah gunakan kembali BIOS yang lama. Untuk kasus padamnya aliran listrik, hal yang dapat dilakukan adalah membawa chip BIOS Anda ke tukang program chip Programmable Flash ROM dan sejenisnya. Jangan lupa untuk membawa chip BIOS yang bekerja dari mainboard dengan tipe yang sama. Hal yang terakhir ini merupakan langkah pertolongan pamungkas, yang dapat digunakan untuk semua masalah updating BIOS yang gagal.
Mengingat risiko yang lumayan besar dari kegiatan meng-update BIOS, ada baiknya Anda menentukan terlebih dahulu apakah update ini perlu atau tidak untuk mainboard Anda. Bila dari segi performa dan kestabilan mainboard Anda sudah termasuk baik, mungkin Anda tidak termasuk yang perlu meng-update BIOS. Tetapi bila Anda merasakan performa mainboard Anda kurang atau kestabilannya payah, jelas Anda memerlukan update BIOS.
Selain untuk performa dan kestabilan, update ini juga berguna untuk menambah fitur dan dukungan. Untuk fitur biasanya terletak pada BIOS. Anda dapat menemukan pilihan-pilihan baru pada BIOS. Untuk masalah dukungan, contoh yang paling signifikan adalah saat Intel mengeluarkan PentiumIII Coppermine. Cukup banyak mainboard yang setelah BIOSnya di-update menjadi “mendukung” prosesor PentiumIII Coppermine ini