Sebut saja namanya mawar. Dia adalah kekasih marwan yang mereka jalani dalam hubungan jarak jauh dan belum pernah ketemu sekali pun. Itu juga mereka jadian saat marwan menelpon dan salah sambung nyasar ke HP nya mawar. Namun marwan tidak memutuskan komunikasinya saat itu karna mawar orangnya asik diajak ngobrol dan terutama ramah.
Tiga bulan menjalani hubungan jarak jauh, marwan pun merasa kecewa karna mawar tidak pernah menghubunginya selama ini. Saat ditanya, mawar hanya menjawab
''aku tidak punya pulsa'' dan begitu seterusnya.
Sehingga marwan berfikir apakah mawar sudah bosen pada dirinya. dan itulah yang membuat marwan resah yang berujung pertengkaran.
Suatu hari, marwan mengajak mawar ketemuan. Namun mawar menolaknya dengan halus beralasan inilah itulah. Tapi marwan tetep keukeh pengen ketemu sehingga mawar pun terpaksa menuruti kemauan marwan.
Singkat cerita.
Akhirnya mereka pun bertemu disuatu tempat. Tapi alangkah kagetnya marwan saat bertemu dangan mawar. Bagaimana tidak... Orang selama ini yang dia jadikan kekasih ternyata hanyalah seorang gadis yang matanya buta. Tentu saja marwan kecewa dengan kondisi mawar saat itu. Namun marwan berusaha menutupi rasa kecewanya itu dengan berpura-pura senang bertemu dengan mawar.
Beberapa hari kemudian.
Mawar pun merasakan sikap marwan yang kian hari kian berubah. Marwan tidak lagi seperhatian dulu saat mereka saling kenal. Dan itulah yang membuat mawar sedih.
Hingga suatu saat ketika marwan akan berangkat pergi lagi kekotanya. marwan pun mengungkapkan isi hatinya bahwa sebenarnya dia tidak bisa mencintai mawar karna matanya buta. Saat itu mawar menangis sejadi-jadinya setelah mendengar keputusan marwan. jujur saja, mawar tidak bisa terima begitu saja keputusan marwan karna dia sangat mencintainya. Tapi apa dapat dikata, keputusan marwan sudah bulat. Dan tak ada lagi cinta buat mawar dihatinya.
''marwan.. Jangan tinggalin aku lah.. Aku galau tanpamu'' ujar mawar menangis terisak-isak berharap marwan mengubah keputusannya.
''apa susahnya ngomong..? Kenapa kamu tidak bilang kalo kamu itu buta. Sms ga pernah..! Nelepon ga pernah..!'' jawab marwan dengan nada tinggi.
''aku takut kamu kecewa dan meninggalkan aku. Apalagi aku ngak punya pulsa.'' jelas mawar.
Marwan pun tidak menjawab dan membisu.
''ya udah kalo itu maumu. Aku tak bisa Berbuat apa-apa karna itu hak kamu. Tapi sebelum kamu pergi, tolong terima pemberian terakhir dariku.'' ujar mawar sambil memberikan Kotak kado bertalikan pita merah jambu.
Marwan pun menerima pemberian mawar dan membuka kadonya saat itu juga. Ternyata isinya sebuah baju hangat asli sulaman tangan. Dan pada bagian baju hangat itu terdapat banyak sekali bercak darah menempel disana. Tubuh marwan pun bergetar dan bulu kuduknya berdiri hebat saat melihat bercak darah pada baju hangat itu.
''ini kamu yang buat sendiri..?'' tanya marwan terbata-bata.
''iya.. Kamu suka ngak..? Apa baju hangat bikinanku itu jelek.'' jawab mawar sambil tersenyum.
Marwan pun kaget dan buru-buru meraih tangan mawar sambil melihat telapak tangannya. Ternyata dugaan marwan benar. darah yang ada pada baju hangat itu ternyata berasal dari jari-jari mawar yang tertusuk Jarum dan luka tusukan bekas jarumnya pun tidak sedikit. Saat itu juga marwan langsung memeluk mawar erat-erat dengan berlinangan air mata sambil berkata maaf dan menarik ucapannya tadi.
Untungnya mawar mau memaafkan marwan begitu saja tanpa ada rasa sakit hati.
Tiga bulan menjalani hubungan jarak jauh, marwan pun merasa kecewa karna mawar tidak pernah menghubunginya selama ini. Saat ditanya, mawar hanya menjawab
''aku tidak punya pulsa'' dan begitu seterusnya.
Sehingga marwan berfikir apakah mawar sudah bosen pada dirinya. dan itulah yang membuat marwan resah yang berujung pertengkaran.
Suatu hari, marwan mengajak mawar ketemuan. Namun mawar menolaknya dengan halus beralasan inilah itulah. Tapi marwan tetep keukeh pengen ketemu sehingga mawar pun terpaksa menuruti kemauan marwan.
Singkat cerita.
Akhirnya mereka pun bertemu disuatu tempat. Tapi alangkah kagetnya marwan saat bertemu dangan mawar. Bagaimana tidak... Orang selama ini yang dia jadikan kekasih ternyata hanyalah seorang gadis yang matanya buta. Tentu saja marwan kecewa dengan kondisi mawar saat itu. Namun marwan berusaha menutupi rasa kecewanya itu dengan berpura-pura senang bertemu dengan mawar.
Beberapa hari kemudian.
Mawar pun merasakan sikap marwan yang kian hari kian berubah. Marwan tidak lagi seperhatian dulu saat mereka saling kenal. Dan itulah yang membuat mawar sedih.
Hingga suatu saat ketika marwan akan berangkat pergi lagi kekotanya. marwan pun mengungkapkan isi hatinya bahwa sebenarnya dia tidak bisa mencintai mawar karna matanya buta. Saat itu mawar menangis sejadi-jadinya setelah mendengar keputusan marwan. jujur saja, mawar tidak bisa terima begitu saja keputusan marwan karna dia sangat mencintainya. Tapi apa dapat dikata, keputusan marwan sudah bulat. Dan tak ada lagi cinta buat mawar dihatinya.
''marwan.. Jangan tinggalin aku lah.. Aku galau tanpamu'' ujar mawar menangis terisak-isak berharap marwan mengubah keputusannya.
''apa susahnya ngomong..? Kenapa kamu tidak bilang kalo kamu itu buta. Sms ga pernah..! Nelepon ga pernah..!'' jawab marwan dengan nada tinggi.
''aku takut kamu kecewa dan meninggalkan aku. Apalagi aku ngak punya pulsa.'' jelas mawar.
Marwan pun tidak menjawab dan membisu.
''ya udah kalo itu maumu. Aku tak bisa Berbuat apa-apa karna itu hak kamu. Tapi sebelum kamu pergi, tolong terima pemberian terakhir dariku.'' ujar mawar sambil memberikan Kotak kado bertalikan pita merah jambu.
Marwan pun menerima pemberian mawar dan membuka kadonya saat itu juga. Ternyata isinya sebuah baju hangat asli sulaman tangan. Dan pada bagian baju hangat itu terdapat banyak sekali bercak darah menempel disana. Tubuh marwan pun bergetar dan bulu kuduknya berdiri hebat saat melihat bercak darah pada baju hangat itu.
''ini kamu yang buat sendiri..?'' tanya marwan terbata-bata.
''iya.. Kamu suka ngak..? Apa baju hangat bikinanku itu jelek.'' jawab mawar sambil tersenyum.
Marwan pun kaget dan buru-buru meraih tangan mawar sambil melihat telapak tangannya. Ternyata dugaan marwan benar. darah yang ada pada baju hangat itu ternyata berasal dari jari-jari mawar yang tertusuk Jarum dan luka tusukan bekas jarumnya pun tidak sedikit. Saat itu juga marwan langsung memeluk mawar erat-erat dengan berlinangan air mata sambil berkata maaf dan menarik ucapannya tadi.
Untungnya mawar mau memaafkan marwan begitu saja tanpa ada rasa sakit hati.